Pemberian ASI Saat Bayi Berpengaruh terhadap Perilaku saat Dewasa ?

9 05 2012

pengaruh ASI terhadap mental bayi

 

pengaruh ASI terhadap mental bayi

Berita terbaru dari dunia kesehatan, kali ini membahas tentang dugaan besarnya pengaruh anak yang diberi ASI (air susu ibu) pada saat bayi terhadap perilaku anak pada usia dewasa nanti. Perilaku buruk anak pada usia dewasa misalnya gampang marah, egois, ataupun suka kekerasan, diduga berhubungan dengan pemberian ASI atau tidak ketika anak itu masih bayi atau ketika masih kecil.

Profesor sven Silburn, seorang peneliti dari Menzies School of Health Research di Darwin, mengatkan bahwa terdapat bukti yang menunjukkan hubungan antara menyusui dengan kesehatan mental seseorang.

Jika anak saat bayi diberikan ASI, maka tubuh anak saat bayi itu akan mendapat serotonin, apakah serotonin itu ? Serotonin adalah zat antistres yang banyak dibentuk dalam 2 tahun pertama kehidupan seorang bayi.

Serotonin atau zat antistres ini akan masuk ke dalam tubuh yang membuat anak menjadi tidak mudah marah, dapat menghindari stres dan depresi dan juga dapat mengurangi kemungkinan terkena gangguan mental saat dewasa nanti.

maka sebaliknya sikap orang dewasa yang mudah marah, gampang stres, gampang depresi serta gampang terkena gangguan mental bisa jadi salah satu faktornya kurangnya asupan serotonin saat bayi alias tidak mendapatkan ASI.

Orang yang mendapatkan ASI saat masih bayi juga cenderung akan memiliki perilaku yang lebih baik, terhindar dari sifat kekerasan, kelalaian, meningkatkan kecerdasan serta menghindari sifat egois. Ini dikarenakan saat disusui anak mendapat perhatian yang cukup dari orangtuanya, sehingga anak tak perlu mencari-cari perhatian dengan melakukan perilaku yang buruk.

Karena efek negatif jika tidak diberikan ASI pada bayi akan terbawa hingga dewasa, peneliti menyarankan agar ibu menyusui anaknya secara eksklusif sebab anak yang mendapatkan ASI akan memiliki perilaku yang lebih baik.

Sedangkan pada susu formula cenderung mengandung zat mangan (Mn) yang tinggi, zat ini bisa membuat anak menjadi cepat stres dan marah. Jika hal ini terus berlanjut, maka ada kemungkinan saat dewasa anak memiliki perilaku yang buruk.

dugaan ini juga didukung dengan sebuah penelitian yang dilaporkan dalam pertemuan tahunan American Public Health Association, dalam penelitian itu menemukan bahwa orangtua yang memberikan ASI saat masih bayi cenderung jarang melaporkan adanya masalah perilaku pada anaknya.

“Ini merupakan temuan awal, tapi hal ini sudah menunjukkan jika orangtua tidak menyusui anaknya akan berpengaruh pada perilaku selama masa anak-anak ataupun jika sudah dewasa,” kata Dr Katherine Hobbs Knutson, seperti dikutip dari HealthDay.

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan orang yang mengonsumsi ASI saat masih bayi memiliki kemungkinan gangguan perilaku 37 persen lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak mendapatkan ASI.

ASI sebaiknya menjadi satu-satunya pilihan bagi bayi baru lahir hingga berusia 6 bulan, tapi akan lebih baik lagi jika ASI tetap diberikan hingga bayi berusia 2 tahun.

Sehingga membuat ikatan emosional antara ibu dan anaknya menjadi lebih kuat, hal ini juga yang membuat perilaku anak yang diberik ASI lebih baik daripada anak yang tidak mendapatkan ASI sama sekali.

bagi anda para orang tua, khususnya ibu, dengan membaca sedikit wacana di atas saya rasa anda bisa menentukan dan mempertimbangkan, memberikan ASI atau susu formula yang sudah banyak beredar di pasaran.


Aksi

Information

Tinggalkan komentar